MedanBisnis - Semarang. Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Tengah berharap ekspor barang konsumtif yang selama ini menjadi andalan Jateng bisa diganti dengan manufaktur sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi negara lain.
"Selama ini 60 persen dari seluruh komoditas yang diekspor oleh industri di Jawa Tengah merupakan barang konsumsi, dengan pelemahan kondisi ekonomi negara tujuan maka ekspor komoditas ini akan merasakan dampaknya secara langsung," kata Wakil Ketua GPEI Jawa Tengah Rio Rianto, di Semarang, Senin (8/6).
Menurutnya, negara yang mengalami pelemahan ekonomi cenderung mengurangi impor mereka terhadap barang konsumsi namun tidak pada barang manufaktur. Oleh karena itu, pihaknya berharap Pemerintah berperan dalam meningkatkan volume ekspor barang manufaktur ke negara-negara tujuan ekspor yang akhir-akhir ini mengalami pelemahan ekonomi. "Kalau kondisinya tidak segera dibalik yaitu 60 persen menjadi ekspor manufaktur dan 40 persen ekspor konsumsi maka ekonomi kita juga akan terhambat karena volume ekspor jadi menurun," katanya.
Pihaknya berharap agar Pemerintah segera memutuskan komoditas manufaktur seperti apa yang layak diekspor. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah memperluas pangsa pasar komoditas manufaktur yang selama ini sudah diekspor dan membuat komoditas yang selama ini hanya laku di pasaran domestik menjadi laku di pasaran asing. "Harus dicari komoditas yang berpotensi dialihkan dari pangsa pasar domestik ke ekspor, dengan demikian semakin banyak produk dari Jateng yang dapat diekspor," katanya.
Sementara itu, pihaknya mengakui, pelemahan kondisi ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor salah satunya Tiongkok sebagian merupakan dampak dari penguatan mata uang dolar Amerika Serikat. Pelemahan tersebut juga dirasakan oleh Indonesia yaitu terlihat dari nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS terus memperlihatkan pelemahan. "Memang penguatan rupiah ini menguntungkan para eksportir, tetapi tidak selamanya demikian karena kalau naik turun seperti ini akan memengaruhi cashflow industri," katanya. (ant)